Sebentar lagi pemilihan Presiden akan berlangsung di Indonesia. Biasanya suasana dalam mendekati pemilihan akan berlangsung dengan penuh ketegangan. Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak. Perbedaan suku dan agama juga memiliki pengaruh besar dalam pemilihan. Polemik juga seringkali terjadi antar kubu. Masyarakat diharapkan dapat bijak dalam menghadapi semua fenomena-fenomena yang terjadi saat mendekati pemilihan presiden. Janji seperti alat bius sang calon Presiden dalam mensukseskan impiannya. Oleh sebab itu, sekali lagi saya harus katakan, masyarakat haruslah bijak dalam memilih Presiden. Mengerti siapa calon yang hanya sekedar janji dan siapa calon yang memiliki hati untuk membuat segala sesuatu melebihi janji.

Jika kita mencoba melihat bagaimana proses persaingan Bapak Presiden Joko Widodo dengan lawannya maka kita tahu bahwa terlalu banyak cara yang mengerikan dilakukan oleh tim sukses. Isu-isu yang belum tentu benar banyak beredar supaya lawan menjadi kalah. Kalau kita lihat sepertinya dalam pemilihan semua cara menjadi halal. Namun uniknya, semua isu terlihat seperti benar dan masuk dalam logika kita. Hati-hati! Sekali lagi saya katakan bahwa janji seperti alat bius yang dapat menguasai saya dan anda.

Pada Pemilihan yang telah dekat ini saya rasa banyak masyarakat telah belajar dari kejadian-kejadian yang sudah ada. Mari memilih calon Presiden dengan melihat perjalanan hidupnya. Jika tidak baik jangan dipilih, jika baik jangan ditolak. Jangan mau terpengaruh dengan kebohongan dan jangan mau terpengaruh dengan rupiah. Terpengaruhlah dengan keadaan Indonesia yang membutuhkan pemimpin yang baik.

Ambisi selalu muncul dalam kehidupan orang-orang yang tidak takut akan Tuhan. Mereka menghalalkan berbagi cara untuk mendapatkan keinginannya. Mereka lebih suka dalam suasana perbudakan keduniawian dalam dirinya dari pada hidup merdeka dalam Tuhan. Segala tindakan yang dilakukannya telah banyak menyakiti banyak orang. Kebinasaan menjadi upahnya jika selama didunia ia tidak memperbaiki perjalanan hidup.

Kita sebagai penentu siapa yang akan menjadi presiden harus memilih dengan tepat. Kebijaksanaan harus melekat didalam kehidupan kita. Kita tidak boleh memberikan diri kita untuk mengambil bagian dari kerusakan negara. Kita harus berjuang untuk tidak menerima uang. Kita harus berjuang supaya tidak menerima kebohongan. Kita harus berjuang supaya kita menjadi pejuang bagi negara Indonesia. Kita harus bijaksana. Kita harus melawan orang-orang yang ambisi dengan jabatan. Kita harus melawan orang yang tidak memiliki hati untuk membangun negara. Kita harus melawan dengan penuh kebijaksanaan dengan tidak memilihnya jadi presiden.

Mari kita berjuang. Jangan lagi cuek. Jangan lagi memilih karena dikasih uang. Jangan lagi memilih karena menerima info yang penuh dengan kebohongan. Kita harus bijaksana. Kita harus bijaksana. Kita harus bijaksana untuk negara kita.